“Aku mau berbisnis tapi masih kuliah, kira – kira bisa gak ya ? Aku juga gak punya modal, apalagi usiaku masih 20 tahun, gimana ya caranya ?” Pernahkan pemikiran seperti itu muncul di benak anda ? Atau mungkin saja anda merasa khawatir karena keadaan saat ini membuat semua generasi berpotensi menggerakkan sebuah bisnis. Tak terkecuali kita yang termasuk generasi Z berpotensi mengembangkan bisnis berbasis digital atau e-commerce.  

Generasi Z merupakan anak – anak kelahiran tahun 1995 – 2010. Menurut Hellen Katherina dari Nielsen Indonesia, Generasi Z adalah masa depan. Mengapa demikian ? Kita lahir dan bertumbuh akrab dengan kemajuan teknologi yang pesat. Kedekatan kita dengan teknologi dan internet sebenarnya menunjukkan potensi generasi Z membawa masa depan yang cerah bagi berbagai sektor industri, ekonomi maupun politik. Tidak heran jika kita sering tidak fokus, dan disebut sebagai pecandu gadget. Namun, generasi Z diakui lebih individual, terbuka, cepat beradaptasi dan tentunya ramah teknologi dan berjiwa bisnis. 

Coba bayangkan, nanti generasi Y atau Milenial semakin menua dan posisinya akan digantikan oleh kita para generasi Z yang semakin dewasa. Dengan semangat wirausaha dan jiwa muda, peluang besar berbisnis tengah menanti kita para anak muda. Guna mendukung berkembangnya pebisnis muda, AsiaCommerce mengambil kesempatan untuk mengajak para generasi Z mengenal lebih dekat terkait dunia entrepreneurship khususnya cross border e-commerce melalui tema “Cross Border for Youth”.

Tekad itu dituangkan AsiaCommerce melalui program Student Ambassador batch pertama pada Juni 2020 hingga enam bulan ke depan. Awalnya pendaftaran program ini dibuka untuk semua mahasiswa/i aktif dari semua jurusan dan universitas pada 20 Mei yang lalu. Setelah melalui proses pendaftaran dan penyeleksian, terpilihlah 18 student ambassador yang berasal dari berbagai universitas yang ada di Jabodetabek, Bandung, Surabaya dan bahkan dari luar Indonesia yaitu negara Hong Kong. 

Universitas – universitas para student ambassador antara lain yaitu Universitas Gunadarma Jakarta, Universitas Negeri Jakarta, Institut Teknologi Bandung, Binus University, Universitas Indonesia, Kalbis Institute, The Hong Kong University of Science and Technology, Institut Pertanian Bogor, Podomoro University, President University, Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka, Universitas Bunda Mulia, Ciputra University Surabaya, dan Universitas Nasional. 

Tujuan program AsiaCommerce student ambassador ini bukanlah untuk memberi peluang produk impor merajalela melainkan mendorong produk – produk lokal Indonesia masuk ke pasar internasional. Banyak sekali orang yang masih merasa asing dengan istilah “cross border”. Padahal istilah ini justru sering dilakukan yakni transaksi jual beli produk lintas batas negara secara online. Seperti misalnya pada aplikasi e-commerce Shopee, Lazada, Zalora, Alibaba dan lain sebagainya yang melibatkan transaksi cross border. 

Dengan “Cross Border For Youth”, AsiaCommerce Student Ambassadors akan bersama – sama membagikan campaign di media sosial instagram. Misalnya dengan mengunggah konten foto maupun video yang menjelaskan terkait layanan – layanan yang terdapat di AsiaCommerce. Secara tidak langsung, para student ambassadors akan belajar seputar entrepreneurship khususnya membagikan wawasannya tentang cross border e-commerce. Melalui campaign tersebut, diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat mudahnya memulai bisnis ekspor maupun impor untuk e-commerce. 

Nah, untuk melihat keseruan aktivitas para AsiaCommerce student ambassadors, anda cukup mengklik link instagram berikut ini atau menelusuri hashtag kami di  #asiacommercestudentambassador. Dan untuk anda yang tertarik mengetahui informasi lebih lengkap mengenai bisnis cross border ataupun terkait ekspor/impor, anda hanya perlu mengisi form pada link ini dan tim kami akan segera menghubungi anda.